Untuk apa memiliki Asuransi Jiwa kalau kita sudah punya banyak investasi? Bukankah hasil investasi juga dapat dijadikan sebagai warisan kelak? Lalu, bukankah di Asuransi itu potongan biayanya banyak? Rugi dong punya asuransi jiwa?
Mungkin pertanyaan-pertanyaan di atas pernah terlintas di benak Anda, sehingga membuat Anda menjadi ragu untuk memiliki asuransi jiwa.
Satu point penting disini adalah bahwa investasi dan asuransi memiliki fungsi yang berbeda. Investasi digunakan untuk menambah nilai asset yang telah kita miliki, sedangkan asuransi digunakan justru untuk memproteksi nilai asset kita. Keduanya memang berbeda, tetapi mereka justru bisa saling melengkapi.
Mari kita bedah alasannya.
1. Investasi selain memberikan potensi keuntungan juga terdapat di dalamnya potensi kerugian. Bagaimana jika seandainya investasi kita mengalami kerugian. Rencana memberikan warisan bukankah bisa menjadi batal?
2. Kita tidak pernah tahu seberapa panjang umur kita. Bagaimana seandainya jika umur kita pendek, apakah investasi yang kita lakukan nilainya sudah mencukupi untuk dijadikan warisan?
Asuransi jiwa dapat menjawab permasalahan di atas.
Uang pertanggungan asuransi jiwa tidak dipengaruhi oleh hasil dari investasi. Uang pertanggungan asuransi jiwa akan cair sesuai dengan nilai kontrak yang telah disepakati.
Lebih lanjut, jika memiliki asuransi jiwa, maka sehari setelah polis aktif, uang pertanggungan jiwa sudah bisa cair dan dapat langsung digunakan sebagai warisan. Dengan catatan memang terjadi resiko meninggal dunia yang bukan disebabkan oleh unsur bunuh diri atau tindak kejahatan.
Jadi, jika Anda memang berencana meninggalkan warisan kepada keluarga tercinta, mengapa tidak dengan menggunakan keduanya (investasi dan asuransi jiwa) saja?
Salam Asuransi.
Novianti
(Sahabat Asuransi Anda)
IG : @phangnovianti
Email : phang_novi@yahoo.com